Pendaftaran Sertifikasi Halal ke BPJPH (Kemenag)

Setelah beberapa bulan adanya proses transisi dalam pengurusan sertifikasi halal. Akhirnya tertanggal 25 November 2019, pengurusan sertifikasi halal telah beralih ke BPJPH ( Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal ) dibawah Kementerian Agama Republik Indonesia.<br /> <br /> Adapun secara ringkas prosesnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :<br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUxxN0JCeHHciFYe0zYkbir-9RqCQIFLglQfKtsqelBhiBlTalrHCst6C8HMZHAXT8weX9WvjGS80MAHt43MmK7tcz00bz-3vA4Ml1LJf1phs2GsqYkhlInCbpnOl1UTDd7l3zLMXw7ww/s1600/infografis_-_tatacara_memperoleh_sertifikat_halal.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUxxN0JCeHHciFYe0zYkbir-9RqCQIFLglQfKtsqelBhiBlTalrHCst6C8HMZHAXT8weX9WvjGS80MAHt43MmK7tcz00bz-3vA4Ml1LJf1phs2GsqYkhlInCbpnOl1UTDd7l3zLMXw7ww/s640/infografis_-_tatacara_memperoleh_sertifikat_halal.jpeg" width="640" /></a></div><br /> Dimana per 25 November 2019, telah disepakati ketentuan pendaftaran sertifikasi halal terbaru bersama dengan BPJPH diantaranya sebagai berikut : Untuk pendaftaran baru atau perpanjangan, ada beberapa tahap pendaftaran:<br /> <br /> 1. Pendaftaran ke BPJPH dengan membawa persyaratan sesuai dengan ketentuan BPJPH. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi BPJPH di:<br /> <br /> <b>Kantor BPJPH</b><br /> <b>Alamat: Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4, Jakarta Pusat.</b><br /> <b>No. Tlp: 02134833020</b><br /> <b>Whatsapp: 08111171019</b><br /> <b>Email: sertifikasihalal@kemenag.go.id</b><br /> <b>Website: www.halal.go.id</b><br /> <br /> 2. Setelah pendaftaran ke BPJPH dilakukan, selanjutnya dilakukan pendaftaran ke LPH. Apabila menggunakan LPH dari LPPOM MUI melalui sistem online CEROL di www.e-lppommui.org dengan melampirkan surat pengantar dari BPJPH dan persyaratan lainnya sesuai dengan yang tertera di sistem CEROL. Untuk pendaftaran pengembangan: dapat langsung melakukan pendaftaran di LPPOM MUI melalui sistem online CEROL.<br /> <br /> 3. Selanjutnya dilakukan fatwa kehalalan oleh MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) dan apabila telah difatwakan maka Sertifikat Halal dikeluarkan oleh BPJPH.<br /> <br /> Sehingga disimpulkan beberapa tahun kedepan semua pendaftaran sertifikasi halal harus melalui BPJPH dan pemeriksa dan pengujian kehalalan dapat dilakukan LPH lainnya selain LPPOM MUI yang telah diakreditasi LPH nya oleh BPJPH namun fatwa masih dilakukan oleh MUI ( Majelis Ulama Indonesia ).<br /> <br /> Namun melihat kiprah LPPOM MUI sebagai LPH yang dari awal telah melakukan sertifikasi halal tentu pemilihan LPH lainnya perlu pertimbangan yang lebih oleh perusahaan atau pihak yang akan melakukan sertifikasi.<br /> <br /> Dibalik itu semua, transisi dari MUI ke BPJPH terkesan suatu kemunduran dalam sistem pengurusan sertifikasi halal di Indonesia. Terlebih faktanya pendaftaran masih dilakukan secara manual dengan pemberkasan dimana LPPOM MUI telah lama memperkenalkan CEROL ( Saat ini versi 3.0 ) yang memfasilitasi pendaftaran secara Online yang memudahkan pengurusan halal yang pada akhirnya dapat meningkatkan antusiasme pihak yang akan melakukan sertifikasi karna kemudahan dalam administrasi. Berharap kedepannya adanya peningkatan dan perbaikan dalam BPJPH guna menjamin keberlangsungan sertifikasi halal di Indonesia.<br /> <br /> <blockquote>Q&A seputar HAS 23000<br /> M. Dermawan Susanto<br /> mdsusanto94@gmail.com<br /> Kabil - Nongsa, Kota Batam</blockquote>

Pendaftaran Sertifikasi Halal ke BPJPH (Kemenag)

Setelah beberapa bulan adanya proses transisi dalam pengurusan sertifikasi halal. Akhirnya tertanggal 25 November 2019, pengurusan sertifikasi halal telah beralih ke BPJPH ( Badan Penyelenggara Jamina…

Baca Selengkapnya ...

Prosedur Sertifikasi Halal Online LPPOM MUI

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFeuER3L3ucXD2xioQtcRGESsKlOIRgkHN6sP7kOV52zcGLETR6v7_7_beeTPi7Ie011nrjB9_mSTo228YD0FmVItwvXBAleMG4w3B7et-EWm1kEcu5ABRvU_PKkzU4GHp8xL6mScuZbY/s1600/Alur+Registrasi+Halal.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="452" data-original-width="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFeuER3L3ucXD2xioQtcRGESsKlOIRgkHN6sP7kOV52zcGLETR6v7_7_beeTPi7Ie011nrjB9_mSTo228YD0FmVItwvXBAleMG4w3B7et-EWm1kEcu5ABRvU_PKkzU4GHp8xL6mScuZbY/s1600/Alur+Registrasi+Halal.bmp" /></a></div><br /> Adapun urutan dalam Prosedur Sertifikasi Halal meliputi :<br /> <br /> 1. Melakukan pendaftaran pada akun CEROL Halal MUI untuk mendapatkan akun.<br /> 2. Melakukan Registrasi dengan melengkapi kolom yang tersedia dengan data perusahaan atau organisasi yang akan mendaftarkan sertifikasi halal.<br /> 3. Membayar biaya registrasi untuk memulai melakukan sertifikasi.<br /> 4. Melengkapi dan mengunggah data serta berkas yang dibutuhkan dalam persyaratan sertifikasi halal kedalam menu CEROL.<br /> 5. Kedua pihak melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas awal sesuai persyaratan sertifikasi, apabila masih ada kekurangan maka wajib dilengkapi.<br /> 6. Melakukan pembayaran biaya akad registrasi yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI, sebagai biaya sertifikasi halal. Nominal nya tergantung pada jumlah produk yang didaftarkan serta ukuran perusahaan atau organisasi.<br /> 7. Mengajukan jadwal audit dan dokumen perjalanan auditor untuk melakukan audit di lokasi.<br /> 8. Kedua pihak melakukan pemeriksaan hasil audit, perusahaan atau organisasi melakukan perbaikan dari temuan-temuan audit, dan auditor melakukan evaluasi kembali meliputi produk dan sistem produksinya sebelum dinyatakan lulus audit dan dilanjutkan ketahapan selanjutnya.<br /> 9. Setelah melewati audit maka dilanjutkan pemeriksaan dari sisi hukum syariatnya untuk menentukan fatwa terhadap produk yang akan disertifikasi.<br /> 10. Setelah ditetapkan fatwa kehalalannya maka dikeluarkan sertifikat halal dan sertifikat sistem jaminan halal yang dapat diunduh pada menu CEROL serta dikirimkan ke alamat perusahaan atau organisasi dalam bentuk hardcopy yang asli.<br /> <br /> Lebih ringkas, dapat dijelaskan pada video berikut :<br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/FX12jdDwrL4/0.jpg" frameborder="0" height="480" src="https://www.youtube.com/embed/FX12jdDwrL4?feature=player_embedded" width="720"></iframe></div><br /> <blockquote class="tr_bq">Q&A seputar HAS 23000<br /> M. Dermawan Susanto<br /> mdsusanto94@gmail.com<br /> Kabil - Nongsa, Kota Batam</blockquote>

Prosedur Sertifikasi Halal Online LPPOM MUI

Adapun urutan dalam Prosedur Sertifikasi Halal meliputi : 1. Melakukan pendaftaran pada akun CEROL Halal MUI untuk mendapatkan akun. 2. Melakukan Registrasi dengan melengkapi kolom yang tersedia deng…

Baca Selengkapnya ...

Kriteria SJH LPPOM MUI

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-TWN8EX17HCbagNkGn74Dkf98uTfB-miePzL46chPKF4a7y072rV25sC93g_lIq5WluSUcvZ_4PY-XVxdRkcb0tbXcPBhhpkq6pvWEtM10BKyzva4sGr0dNv2UmJAnvUp6snDxP-0cyE/s1600/Kriteria+Sistem+Jaminan+Halal.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-TWN8EX17HCbagNkGn74Dkf98uTfB-miePzL46chPKF4a7y072rV25sC93g_lIq5WluSUcvZ_4PY-XVxdRkcb0tbXcPBhhpkq6pvWEtM10BKyzva4sGr0dNv2UmJAnvUp6snDxP-0cyE/s1600/Kriteria+Sistem+Jaminan+Halal.bmp" /></a></div><br /> Kriteria SJH atau Sistem Jaminan Halal merupakan hal-hal yang harus dipenuhi dan diimplementasikan oleh perusahaan atau organisasi untuk persyaratan dalam sertifikasi Produk Halal dan Sistem Jaminan Halal.<br /> <br /> Ada 11 kriteria mencakup :<br /> <br /> <b>1. Kebijakan Halal</b><br /> Merupakan komitmen tertulis manajemen dalam menerapkan Sistem Jaminan Halal dan menghasilkan produk halal sesuai dengan syarat yang ditetapkan.<br /> <br /> <b>2. Tim Manajemen Halal</b><br /> Merupakan pelaksana dalam pemenuhan dan penerapan Sistem Jaminan Halal di perusahaan atau organisasi.<br /> <br /> <b>3. Pelatihan</b><br /> Meliputi pelatihan internal dan eksternal dalam memperbaharui ataupun mensosialisasikan informasi dan pengetahuan terkait Sistem Jaminan Halal.<br /> <br /> <b>4. Bahan</b><br /> Merupakan bahan - bahan yang digunakan untuk memproduksi produk halal harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.<br /> <br /> <b>5. Produk</b><br /> Dimana produk yang dihasilkan dan akan disertifikasi halal harus telah sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.<br /> <br /> <b>6. Fasilitas Produksi</b><br /> Mencakup syarat fasilitas produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk halal yang disertifikasi. Dimana ditentukan fasilitas yang dapat digunakaan bersamaan ataupun hanya produksi halal.<br /> <br /> <b>7. Prosedur tertulis untuk aktivitas kritis</b><br /> Merupakan informasi secara tertulis yang termasuk kedalam setiap aktivitas pada proses menghasilkan produk yang dapat mempengaruhi status kehalalan produk yang disertifikasi. Dimana dilengkapi dengan formulir sebagai bukti pelaksanaan prosedur tersebut.<br /> <br /> <b>8. Kemampuan Telusur</b><br /> Merupakan kemampuan dan upaya dalam melakukan identifikasi pada tiap tahapan agar dapat menelusuri proses yang dilakukan pada suatu produk sertifikasi yang dihasilkan.<br /> <br /> <b>9. Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria</b><br /> Merupakan perencaan yang ditetapkan dalam menanggapi bila terjadi produk yang dihasilkan tidak memenuhi kriteria.<br /> <br /> <b>10. Audit Internal</b><br /> Merupakan evaluasi berkala yang dilakukan tim pelaksana Sistem Jaminan Halal dalam menilai efektivitas dan keberlangsungan implementasi yang telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.<br /> <br /> <b>11. Kaji Ulang Manajemen</b><br /> Merupakan komitmen manajemen dalam melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Sistem Jaminan Halal di perusahaan atau organisasi.<br /> <br /> Untuk mempermudah pemahaman dan secara mendalam, dapat dilihat pada video berikut :<br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/UV1YNg8G4zM/0.jpg" frameborder="0" height="480" src="https://www.youtube.com/embed/UV1YNg8G4zM?feature=player_embedded" width="720"></iframe></div><br /> <blockquote class="tr_bq">Q&A seputar HAS 23000<br /> M. Dermawan Susanto<br /> mdsusanto94@gmail.com<br /> Kabil - Nongsa, Kota Batam</blockquote>

Kriteria SJH LPPOM MUI

Kriteria SJH atau Sistem Jaminan Halal merupakan hal-hal yang harus dipenuhi dan diimplementasikan oleh perusahaan atau organisasi untuk persyaratan dalam sertifikasi Produk Halal dan Sistem Jaminan …

Baca Selengkapnya ...

UUJPH - Transformasi LPPOM MUI ke BPJPH

Polemik dalam kepengurusan Lembaga yang berwenang dalam melakukan Sertifikasi Halal untuk segala jenis produk Halal di Indonesia akhirnya menemukan titik akhirnya. Dimana yang awalnya dilakukan Majelis Ulama Indonesia sebagai lembaga diluar pemerintahan kini beralih tanggung jawab kepada BPJPH ( Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal ) yang dibentuk oleh Menteri Agama melalui Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2014 yang dinaungi langsung dibawah Kementerian Agama yang bertugas dalam melaksanakan penyelenggaraan jaminan produk halal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Walaupun BPJPH telah dibentuk namun dalam pelaksanaannya masih bekerja sama dengan LPPOM MUI sebagai pelaksanaan audit dan Dewan Fatwa MUI dalam penentuan status kehalalan pada produk yang nantinya didaftarkan.<br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK4MBxSaXGWq6UOw8JvPj8xA_2HKaKAydZiYo9wbOALW1ZgcMfDUQJ_z8hYKiW7ULRuGj8iulD9Erc24T72ExUpqVwzLbEZx81vWdVAFDmKkPaQ38TCG9HLW_MHu-eyPwvo8mV51T1cck/s1600/bpjph-5b994e532f472.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1091" data-original-width="1600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK4MBxSaXGWq6UOw8JvPj8xA_2HKaKAydZiYo9wbOALW1ZgcMfDUQJ_z8hYKiW7ULRuGj8iulD9Erc24T72ExUpqVwzLbEZx81vWdVAFDmKkPaQ38TCG9HLW_MHu-eyPwvo8mV51T1cck/s1600/bpjph-5b994e532f472.jpg" /></a></div> <br /> Urusan sertifikasi halal untuk produk yang beredar di Indonesia merupakan suatu gagasan yang sangat baik serta sangat urgensi disebabkan pengguna produk di Indonesia didominasi oleh konsumen yang beragama Islam, sehingga dengan adanya pelabelan halal pada produk dapat menghapuskan kekhawatiran akan suatu produk yang pada sisi lain dapat berdampak pada tingkat konsumtif masyarakat. Pada akhirnya ini merupakan potensi besar bagi para pihak penyelenggara sertifikasi halal serta para produsen yang menargetkan penjualan produk pada konsumen yang lebih luas di Indonesia.<div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXpYEcbOpiHtah_Y6jK87Z14EABo5UR9hvmTktjHGSR-oEgc35mB1sV-QGFNhSGV-ywz1bWeE71-dqGFSL7TdVZd3_fq4NSWmlYDZrsflYkkqW8Ja4eV4mio7xkh3NBjV9duqLIaGc2nQ/s1691/Bisnis+Grafik+-+Infografis+Sertifikasi+Halal.webp" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1691" data-original-width="800" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXpYEcbOpiHtah_Y6jK87Z14EABo5UR9hvmTktjHGSR-oEgc35mB1sV-QGFNhSGV-ywz1bWeE71-dqGFSL7TdVZd3_fq4NSWmlYDZrsflYkkqW8Ja4eV4mio7xkh3NBjV9duqLIaGc2nQ/s16000/Bisnis+Grafik+-+Infografis+Sertifikasi+Halal.webp" /></a></div><br /><div><div style="text-align: center;"><a href="https://ekonomi.bisnis.com/read/20190227/12/894036/kewajiban-sertifikasi-halal-berlaku-oktober-2019-siapkah-pemerintah-dan-pelaku-industri" target="_blank">Infografis sertifikat halal. - Bisnis/Ilham Nesabana</a></div> <div style="text-align: left;"> <br /> Sebelum adanya BPJPH, Sertifikasi Halal yang dilakukan oleh LPPOM MUI hanya bersifat sukarela, dimana setiap produsen memiliki opsi untuk melakukan sertifikasi atau tidak pada produk yang diproduksinya, namun dengan seiring dibentuk nya BPJPH dilandasi dengan UU No. 33 Tahun 2014 maka dimulai dari <b>17 Oktober 2019</b> akan ditetapkan <b>kewajiban</b> pada setiap produsen yang memiliki produk yang diperdagangan kan di Indonesia untuk melakukan Sertifikasi Halal, tak hanya itu produk dari luar yang masuk dan beredar di Indonesia juga wajib bersertifikasi halal.<br /> <br /></div> <a href="http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/UU/1615.pdf" target="_blank"><span style="font-size: large;">Undang - Undang Jaminan Produk Halal</span></a><br /> <br /> Menilik dari Infografis, tentunya dengan penetapan aturan baru ini menjadi tugas berat untuk penerapannya. Terlebih masih banyak produsen baik berskala besar sampai yang berskala kecil yang jumlah nya jauh lebih banyak untuk dilakukan penerapan undang-undang tersebut. Pada kesimpulan akhir niat yang baik ini harus didukung semua Stakeholder dan semua pihak agar dapat berjalan dengan baik.<br /> <blockquote> Q&A seputar HAS 23000<br /> M. Dermawan Susanto<br /> mdsusanto94@gmail.com<br /> Kabil - Nongsa, Kota Batam</blockquote> </div></div>

UUJPH - Transformasi LPPOM MUI ke BPJPH

Polemik dalam kepengurusan Lembaga yang berwenang dalam melakukan Sertifikasi Halal untuk segala jenis produk Halal di Indonesia akhirnya menemukan titik akhirnya. Dimana yang awalnya dilakukan Majeli…

Baca Selengkapnya ...

Mengenal HAS 23000

<div class="tr_bq"> Apakah kita semua sudah sering mendengar Halal ??</div> atau lebih sering dengar istilah Halalin adek bang daripada Status Halal Produk.<br /> <br /> Halal sendiri secara istilah merupakan segala sesuatu yang bebas dari bahaya dunia terlebih bahaya akhirat, dimana kebebasan tersebut dibatasin oleh ketentuan dan aturan dalam hukum syariat Islam.<br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPNtHQOf4lwYg8slwtH7cNPrZrDhcWTDRNFOsEfV-99CSvNtKPyV9DeG3pl1TGvRf3Hflr-H93HkNwO5GvqXYrI2GZzSXJvt6NMfdZVAkUU6xe_51t0KTNIOGySoljmMp8YpKL3iqUaus/s1600/Opera+Snapshot_2019-04-18_085242_e-lppommui.org.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="983" height="416" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPNtHQOf4lwYg8slwtH7cNPrZrDhcWTDRNFOsEfV-99CSvNtKPyV9DeG3pl1TGvRf3Hflr-H93HkNwO5GvqXYrI2GZzSXJvt6NMfdZVAkUU6xe_51t0KTNIOGySoljmMp8YpKL3iqUaus/s640/Opera+Snapshot_2019-04-18_085242_e-lppommui.org.png" width="640" /></a></div> <br /> Dalam prakteknya, banyak hal yang berkaitan dengan Halal, seperti Status Hubungan, perolehan rezeki, termasuk juga barang-barang konsumsi dan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.<br /> <br /> Pada awalnya, barang konsumsi dan barang guna tidak terlalu banyak jenis dan rupanya yang digunakan oleh masyarakat umum, dimana masyarakat dapat menentukan sendiri status kehalalan produk tersebut.<br /> <br /> Namun seiring perkembangan zaman, di era serba Industrialisasi, kini barang-barang konsumsi dan barang guna sudah masuk ke ranah dibuat oleh perusahaan - perusahaan yang menghasilkan produk dalam jumlah besar untuk digunakan secara luas oleh masyarakat, sehingga perlu adanya suatu Sistem yang dapat menjamin masyarakat bahwa perusahaan tersebut benar-benar menghasilkan produk yang berstatus halal sesuai dengan ketentuan dan aturan syariat Islam.<br /> <br /> Dikarenakan hal tersebutlah maka MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai Lembaga umat Islam perkumpulan dari Ormas Islam di Indonesia melakukan Sertifikasi Halal pada tiap perusahaan penghasil produk yang dikonsumsi oleh umat Muslim di Indonesia.<br /> <br /> HAS 23000 merupakan buku pedoman dan landasan dalam pelaksanaan Sertifikasi Halal tersebut, sehingga Produk maupun Sistem Manajemen dan Produksinya memenuhi kriteria syariat Islam dan menjamin masyarakat akan status kehalalan pada produk yang diproduksinya.<br /> <br /> <blockquote> Q&A seputar HAS 23000<br /> M. Dermawan Susanto<br /> mdsusanto94@gmail.com<br /> Kabil - Nongsa, Kota Batam</blockquote>

Mengenal HAS 23000

Apakah kita semua sudah sering mendengar Halal ?? atau lebih sering dengar istilah Halalin adek bang daripada Status Halal Produk. Halal sendiri secara istilah merupakan segala sesuatu yang bebas dar…

Baca Selengkapnya ...